Monday, 22 November 2010

Pengaruh Corporate Value terhadap Organization Performance, leadership, knowledge worker.

Dalam knowledge – based economy semuanya dimulai dari manusia, karena manusia yang memiliki ide dan pengetahuan tentang apa yang dibutuhkan oleh customer. Human capital (HC) merupakan sumber inovasi dan pembaharuan karena ide-ide yang baru dan baik diciptakan/dihasilkan oleh manusia (Daum, 2003)[1]. Manusia yang menemukan produk-produk baru, menemukan cara-cara yang kreatif untuk mengurangi biaya, memberikan layanan yang baik serta mampu membangun hubungan dengan customer untuk jangka waktu yang panjang. Demikan juga orang-orang yang ada dalam organisasi/perusahaan dengan kolektif skill, knowledge dan kapabilitasnya – yang merepresentasikan HC – sangat sukar ditiru oleh pesaing (Fletcher, et al., 2005).[2] HC dalam konteks ini termasuk kapabilitas individual manusia yang bekerja untuk perusahaan, baik pekerja/buruh maupun manager yang memiliki knowledge, skill, kompetensi dan pengalaman (Daum, 2003) .
Tidak semua aset personil dan tidak semua pekerja serta leader/manager diperhitungkan sebagai human capital kalau mereka tidak memberikan kontribusi kepada kapabilitas perusahaan yang dapat membuat perbedaan di dalam pasar. Hanya individu-individu yang memiliki kapabilitas dan memiliki value/nilai yang besar yang dapat digunakan dan menyatu dalam operasi perusahaan serta menciptakan nilai – yang dikategorikan sebagai HC (Daum, 2003).
Akhir-akhir ini dibanyak industri sebagai hasil dari inovasi terutama adalah kecepatan pembaruan produk (the rate of product renewal) dan diferensiasi produk yang terus makin meningkat. Menurut Lev (2001), inovasi terutama dihasilkan dari investasi pada intangibles. Produk baru, layanan dan proses kesemuanya dihasilkan oleh proses inovasi yang merupakan outcome dari investasi pada R&D, akuisisi teknologi, pelatihan pekerja dan lain sebagainya[3]. Apabila investasi tersebut berhasil secara komersial dan mendapatkan proteksi paten atau keunggulan sebagai first-mover, maka lebih lanjut akan ditransformasikan dalam aset nirwujud yang menciptakan nilai dan pertumbuhan bagi perusahaan. (Zambon, 2003)[4]
Sebuah perusahaan yaitu yang merupakan pioneer dalam manajemen intelektual kapital – membagi HC menjadi tiga sub komponen: values, compentence dan relationship. Value pada dasarnya merupakan keinginan yang karena itu merupakan tujuan dan akhir dari kegiatan/aksi. Dengan demikian value berfungsi sebagai filter. Nilai bersama (common values) adalah merupakan basis dimana orang dapat memahami satu dengan yang lain dan bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama dalam kemitraan (partnership). Inti nilai bersama dapat dikatakan sebagai budaya organisasi yang merupakan bagian dari structural capital (Daum, 2003).
Kompetensi mempunyai tiga dimensi yaitu: profesional, sosial dan komersial. Kompetensi profesional didefinisikan sebagai kemampuan manusia untuk berbuat produktif dalam organisasi dan dalam proses bisnis, yang berarti menggunakan structural capital dari organisasi. Kompetensi komersial adalah kemampuan untuk bekerja sama dengan customer dan partner ekternal lainnya dalam konstelasi penciptaan nilai (Daum, 2003).
Dua aspek penting yang lain adalah ; pertama, untuk mempertahankan keunggulan daya saing perusahaan harus mencari distinctive capabilities yang memerlukan cara baru untuk mengorganisir sumber daya perusahaan, hubungan (relationship) dan aktivitas. Ini berarti mereka harus mampu mengkombinasikan kapabilitas untuk mengintegrasikan knowledge eksternal ke dalam aktivitas perusahaan. Kedua, perusahaan harus mendorong dan mengembangkan kapabilitas karyawan .
Dalam organisasi baru, the nature of work telah berubah dan tenaga terampil tingkat tinggi sangat diperlukan. Konsekuensinya tenaga dengan skill rendah harus dilakukan pelatihan atau merekrut tenaga baru yang mempunyai skill yang tinggi. Rajan dan Zingales berpendapat bahwa HC adalah kunci untuk daya saing (competitiveness) dalam ekonomi baru dan kunci untuk melakukan inovasi (Zambon 2003)).


[1] Daum, J. H. (2003). Intangible Assets and Value Creation. West Sussex, England, John Wiley & Son.
[2] Fletcher, P., R.J. Thiomas., S. Cantrell., A. Meredith., L.A. Kerzel., dan J.M. Benton. (2005). Human capital Management. Managing and Maximizing People to Achieve High Performance. SAP White Paper, Accenture.
[3] Lev, B. (2001). Management, Measurement, and Reporting. Massacusetts Avenue, NW Washington D.C, The Brooking Institution.
[4] Zambon, S. (2003). Study on The Measurement of Intangible Assets and Associated Reporting Practices. Commission of the European Communities, Enterprise Directorate General.

No comments:

Post a Comment