Saturday, 16 March 2013

GAYA KEPEMIMPINAN/ LEADERSHIP STYLE

Pemimpin” adalah seseorang yang mampu mempengaruhi orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang diinginkan sesuai yang diinginkan (Prof. Dr. M.H. Matondang, SE, MA, Kepemimpinan, Budaya Organisasi dan Manajemen Stratejik, hal.  4).  Dengan demikian, peranan pemimpin sangat dominan bahkan determinan dalam mencapai sasaran pokok organisasi dan mewujudkan visi. Oleh sebab itu, seorang pemimpin harus: (1) mampu membuat keputusan yang cepat, tepat di antara kepentingan yang berbeda-beda, (2) visioner, mampu membuat keputusan dan mampu mengantisipasi gejolak perubahan strategis masa depan, dan (3) mampu mengambil keputusan yang bermutu, karena mutu seorang pemimpin dapat dilihat dari mutu keputusan yang diambilnya. Kepemimpinan sangatlah penting karena pemimpin yang paling bertanggung jawab atas efektivitas organisasi, dan pemimpin sebagai jangkar dari organisasi, serta pemimpin adalah bentuk paling nyata dari integritas organisasi. Tugas utama seorang pemimpin adalah bukan mengembangkan organisasi, namun mengkreasikan nilai bagi organisasi tersebut dan megembangkan kreasi nilai tersebut (Warren Bennis, On Becoming A Leader, Ontario: Addison-Wesley, 1994, h.5).
Seorang Pemimpin harus memahami 6 “Leadership Style” agar kepempinan dia efektif yakni:
1.  Coercive Style, tipe ini suka nyuruh dan kurang direkomendasikan karena climate effectnya negative dan akan mematikan inovasi dan kreasi orang. Gaya pas untuk organisasi sedang menghadapi krisis, business habit yang buruk, dan problem people.
2. Authoritative Style, gaya ini cocok untuk any business situation dan most recommended, climatenya strongly positive, tipe yang mobilize people toward a vision. Dia mencoba memberikan pemahaman yang kuat ke karyawan bahwa antara hubungan pekerjaaan yang dia lakukan dengan visi perusahaan adalah selaras.
3.  Affiliate Style, tipe ini berusaha membangun ikatan yang kuat antara dirinya dengan karyawan dan berupaya menciptakan sense of belonging karyawan terhadap perusahaan dan akan membangun loyalty, menciptakan suasana trust one another, dan digunakan untuk motivate people during stressful moment. Leader harus memiliki Emotional Intelligent dalam Communication dan Building Relationship yang tinggi sehingga climate yang terbentuk positive.
4.  Democratic Style, tipe ini mau meluangkan waktu untuk mendengarkan orang lain dan berusaha untuk menggali pendapat dan masukan dari karyawan serta create concensous through participant. Kekurangannya dapat meningkatkan conflict serta pemimpinnya harus kuat dalam communication, team ledership, collaboration dan climate yang terbentuk positive.
5.  Pacesetting Style, gaya ini adalah tipe idealis/perfectionis dan menganggap orang lain mampu seperti dirinya. Bisa cocok ketika mengharapkan quick result dan karyawan harus highly motivated dan sangat kompeten dan climate yang terbentuk negative.
6.  Coaching Style, tujuannya develop people for future dan berusaha membantu dan membimbing karyawan untuk perbaikan serta untuk tujuan jangka panjang. Gaya ini work when employee already aware of their weakness and would like to improve. Problem dari style ini adalah menyita waktu dan climate yang terbentuk positive.
Dari ulasan diatas, dapat diambil beberapa leadership style yang memberikan dampak (climate) positif yaitu: Authoritative, Affiliative, Democratic dan Coaching. Kita tidak bisa hanya memanfaatkan satu style untuk menciptakan kepemimpinan yang efektif. Perlu kombinasi dari beberapa style tersebut dan akan lebih bagus lagi bisa menguasai semuanya. Kalau pemimpni tersebut dapat menguasai 6 gaya tersebut maka Dia sudah mencapai Ilmu Tertinggi dari Strategic Leadership.
Dan yang terpenting lagi dari ulasan di atas,  bahwa apabila anda seorang "Pemimpin", anda akan tahu style anda sendiri atau bagi seorang bawahan/ staff dapat mengetahui style dari pemimpinya..

1 comment:

  1. Kepemimpinan (Leadership) Seorang Pemimpin harus memahami 6 “Leadership Style” agar kepempinan dia efektif

    ReplyDelete