Model sense-making
Karl Weick memberikan pendekatan alternatif bagi para interpreter mengenai pengelolaan perubahan organisasi. Weick
berangkat dari gagasan untuk menentang tiga asumsi umum perubahan:
1. Asumsi
mengenai inersia.
Asumsi
ini berpendapat bahwa perubahan yang terencana diperlukan untuk memecah
kekuasaan yang berkontribusi terhadap kurangnya perubahan dalam sebuah
organisasi sehingga ada kelambatan antara perubahan lingkungan dengan adaptasi
organisasi.
Weick berpendapat bahwa peranan
sentral yang diberikan untuk inersia tidak pada tempatnya sebagai akibat dari
fokus terhadap struktur dan bukannya fokus pada upaya menstrukturisasi alur dan
proses kerja organisasi. Perspektif yang ada saat ini melihat bahwa organisasi
sebagai suatu keadaan di mana pencapaian dan pencapaian-kembali diperoleh
sejalan dengan rutinitas organisasi yang secara konstan melakukan penyesuaian
untuk bisa selaras dengan lingkungan yang senantiasa berubah.
2. Asumsi
bahwa program perubahan yang terstandarisasi diperlukan.
Weick mengatakan bahwa asumsi ini memiliki nilai yang
terbatas karena gagal untuk mengaktivasi apa yang disebut sebagai empat pendorong
untuk perubahan organisasi:
- Animation (animasi, kegembiraan) – di mana orang tetap bergerak dan bereksperimen, seperti dengan deskripsi pekerjaan.
- Direction (arah) – termasuk dapat mengimplementasikan strategi-strategi yang dituju.
- Paying attention and updating (memberi perhatian dan memperbaharui) – seperti memperbaharui pengetahuan mengenai lingkungan dan mengkaji ulang serta menulis kembali persyaratan-persyaratan organisasional.
- Respectful, candid interaction (interaksi yang jujur dan saling menghargai) – terjadi manakali orang digalakkan untuk berani bicara dan terlibat dalam dialog, khususnya bila ada hal-hal yang tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Empat pendorong di atas timbul dari
perspektif sense-making yang
berasumsi “bahwa perubahan melibatkan upaya-upaya untuk memahami berbagai
peristiwa yang tidak berjalan bersesuaian.”
3. Asumsi
mengenai unfreezing (tidak membeku),
seringkali diasosiasikan dengan rumus perubahan dari Kurt Lewin unfreezing-changing-refreezing. Menurut
Weick, pola yang seharusnya adalah:
- Freeze – menunjukkan apa yang terjadi pada saat terjadi.
- Rebalance – menyingkirkan penghambat dalam proses adaptif.
- Unfreeze – memungkinkan terjadinya perubahan selanjutnya dan perubahan yang bersifat improvasional.
Dari sudut pandang sense-making, para manajer perubahan
berhak untuk memberikan interpretasi dan label terhadap pilihan-pilihan adaptif
yang ada. Dalam kerangka kerja sensemaking,
manajemen melihat kecenderungan di masa depan dan menyebarkan ke bagian lain.
Manajemen tidak menciptakan perubahan; manajemen menandai perubahan.